Sunday, December 23, 2007

Alur Kerja Repro House

Alur Kerja di Reprohouse
Reprohouse adalah sebuah perusahaan yg memberikan jasa pembuatan film separasi dan progressive proof.
Proses alur kerja dimulai dgn menerima data digital dari advertising / customer (saat ini semua gambar digital biasanya langsung dari kamera digital, jadi customer jarang membawa [b]photo/slide[/i] utk di scan).
Data digital itu lalu dibuka di PC/macintosh utk diperiksa kelengkapannya agar tdk terjadi masalah pada output film.
Lalu data tsb dibuat menjadi data postscript atau file PDF dan di output ke imagesetter (CtF) melalui RIP (Raster Image Processor), utk menjadi film separasi.
Lalu melalui platemaker dikontak menjadi pelat cetak dan siap dibuat progressive proof.bagaimana menilai film separasi yg baik?sebuah reprohouse yg baik harus melakukan kalibrasi film secara rutin utk menjaga kualitas film separasinya.
Alat ukur yg dipakai utk kalibrasi berupa densitometer.
Ada beberapa hal yg hrs diperhatikan utk memeriksa kualitas dr film separasi, antara lain : register, density, dan linerisasi.
1.densityadalah nilai kepekatan film separasi. Nilai density maksimum yg disarankan adalah 3.8 - 4.2 D.Utk mengetahui nilai density suatu film, hrs menggunakan alat ukur densitomer transparancy. Nilai density yg rendah akan mengakibatkan warna solid pada hasil cetakan akan terlihat pudar atau warnanya tidak pekat. Salah satu penyebab density rendah adalah krn kondisi processor yg kurang baik.2. linearisasi dot (raster)linearisasi dot artinya raster 50% pada file digital harus keluar 50% jg pada film dengan toleransi lebih kurang 2%progressive proofadalah suatu proses proof cetak yg dilakukan menggunakan sistem cetak offset dlm bentuk yg lebih sederhana dan manual.progressive proof sering disebut jg dgn proof konvensional atau proof manual.Progressive proof ini digunakan sbg panduan warna percetakan. Sistem ini digunakan selama alur kerja kita masih menggunakan imagesetter (CtF).Proses pembuatan proof ini dilakukan satu per satu seperti pada percetakan menggunakan mesin satu warna.Saat ini kondisi mesin proof semakin kurang optimal dan sudah tdk diproduksi lagi, sehingga suku cadangnya sudah tidak lagi ditunjang oleh vendor (pembuatnya) dan biaya perawatannya menjadi lebih mahal.kelebihan Progressive Proof1. Lebih 'aman' dijadikan contract proof karena saat produksi jg menggunakan separasi yg sama.2. Simulasi utk hasil cetak sebenarnya lebih mendekati karena sama2 menggunakan komponen cetak yg sama.3. Utk warna khusus yg sangat mirip sesuai produksi akhir sehingga biaya cukup mahal.kekurangan Progressive Proof1. Prosesnya dilakukan secara manual sehingga sulit dibuat standarisasi dan kurang konsisten.2. Memiliki masalah kerataan tinta pada seluruh bidang cetak.3. Warna yg tidak stabil, sehingga tiap lembar memiliki warna berbeda.4. Kurang efisien, karena tetap memerlukan film separasi5. Perlu ruang kerja yg luas.6. Biaya produksi menjadi lebih tinggi, karena memakai bahan baku pelat, kertas, tinta, chemical dan tenaga operator lebih dari satu.7. Warna suatu gambar akan dipengaruhi warna dominan di sekitarnya.Ketika warna hasil progresive proof yg pertama tidak sesuai, maka umumnya customer minta diulang.Pengulangan tsb biasa dilakukan dgn cara : pertama, mengganti film separasinya dan mengedit digital filenya terlebi dahulu, ataucara kedua, tetap menggunakan film yg sama, namun jumlah tintanya diatur saat cetak progresive proof, hal ini sangat mudah dilakukan mengingat semua proses dilakukan secara manual.Digital Color ProofingTidak semua Reprohouse menyediakan jasa digital color proofing. Pada umumnya hanya film separasi dan progressive proof.Namun seiring dgn perkembangan teknologi, digital proofing semakin pesat dan memungkinkan warna hasil cetak dapat disimulasi sedekat mgkn dgn hasil digital proofing.Kebutuhan waktu yg lebih cepat dan faktor efisiensi mendorong sebuah Reprohouse utk ber-investasi digital proofing*catatan *Warna pada digital proofing sebuah Reprohouse mengacu pada warna progressive proof, dimana batas kertas pada progressive proof terbatas pada artpaper. HVS atau kertas koran yg belum tentu sama dgn kertas sebenarnya saat cetak.*tips*jika digital proofing ingin digunakan sbg panduan warna, maka digital proofing harus menggunakan RIP Color Management dan dikalibrasi dgn benar.

brikut penjelasan lebih lanjut mengenai langkah persiapan FA sebelum naik cetak.. diambil dr buku Anne Dameria.. (gw gabung ma kata2 gw ndiri)smoga bisa membantu tmn2 skalian.. :1. selalu persiapan gambar original sebaik mungkinistilahnya dsini.. Garbage In.. Garbage out.. (kalo yg diolah gambar dgn kualitas rendah (ukuran file kecil.. resolusi cuma 72dpi) maka hasil produksi yg dihasilkan tentu nya pasti akan kurang baik jg..2. gunakan software photoshop utk mengolah gambargunakan ptshop utk mengolah foto yg nantinya akan dpakai utk produksi cetak. software lain seperti windows picture and fax viewer atau photopaint sangat tidak dianjurkan..3. konversi RGB ke CMYKhal ini sangat perlu dlakukan.. mengingat ada bbrp scanner ato digcam yg bekerja dgn warna RGB. seringkali terjadi pnurunan warna dr RGB k CMYK. seberapa jauh pnurunan tsb pertama dsebabkan adanya perbedaan colorspace antara RGB n CMYk dmn colorspace RGB lebih besar drpd CMYK4. resolusi gambarresolusi gambar adalah bnyk nya elemen yg membentuk sebuah gambar. dmn besarnya dnyatakan dlm ppi (pixel per inch) ato dpi (dot per inch).untuk mengetahui resolusi input utk cetak yg tepat, dpt dgunakan rumus : 2 x screen ruling. jika screen ruling yg dpakai adalah 150 lpi maka resolusi inputnya menjd 300 dpi (kalo binun ud... biar aman nya slalu gunakan 300 dpi aj.. hehehe.. okz?)screen ruling pd percetakan jg sering dsebut sbg raster.. ato screen frequency. ini berpengaruh pd jenis kertas yg nanti nya akan dpakai utk cetak.5. analisa dan koreksi gambar digitalyg paling penting :* tentukan bagian highlight (white point) dan shadow (dark point)caranya dgn menggunakan menu curve ato level pd photoshop* color cast (warna bias)warna bias sering tidak diinginkan, misalkan warna yellowish (kekuningan), redish (kemerahan), bluish (kebiruan). cara membuang warna ini adalah dgn menu curve, selective color ato color balance* tone (kontras warna - untuk menghindari gambar terlihat 'datar' - flat)caranya dgn menu curve (perbaiki pada midtone)* koreksi warnacaranya bisa menggunakan menu selective color* sharpness / ketajamandpt dgn menu unsharp masking6. format file* tiff (tagged image file format)merupakan format file yg tdk terkompres utk memelihara kelengkapan data warna yg terekam* eps (encapsulated postscript)format inin dpt dgunakan utk mengirimkan informasi gambar bitmap postscript dr satu prog. k prog. lain. dpt dterapkan pd gambar vektor atopun bitmap* jpeg (joint photography expert group)file nya ud kkompres utk mobilitas data yg tinggi dan praktis* dcs (penjelasan utk yg ini bnr2 lebih k arah mesin cetak n CtP.. souw.. kita lwtkan aj y)* pdf (portable document format)adalah format file yg digunakan stlh smua pekerjaan sudah dbuat n siap untuk d output. kelebihan nya adalah : dpt mengkompresi data namun dgn kualitas baik, dan bersifat cross platform shingga dpt dbuka baik d PC maupun macintosh..

7. jgn lupa me -link imagestlh kita bikin desain, kumpulkan gambar dlm 1 folder tersendiri dgn dmikian tdk akan terjadi missing link saat proses output8. textteks jgn lupa.. hrs d convert to path atau d create outline.. ato bahasa keren nya.. 'dimatikan'..kalo pun tidak bs dmatikan, selalu sertakan jenis fonts yg dpakai dlm 1 folderbtw.. jgn lupa jg.. fonts jgn tlalu kecil.. karena akan menyulitkan pembacaan9. gambar vektor* pastikan sudah CMYK* buang element2 yg ga dperlukan..misalkan kita akan membuat sbuah bodytext.. tp ternyata tdk jd.. nah.. sampah2.. seperti text area tsb hrs dbuang.. * hindari penggunaan path yg tlalu bnyk..* pastikan warna desain vektor kita sesuai dgn color chart..* overprint (nah ini dia ni!! : )overprint adalah suatu proses perpaduan lapisan warna dr sebuah object.tujuan dilakukan overprint adalah utk menghindari terjadi nya miss register.tp..... kalo penggunaan overprint tidak tepat akan terjadi masalah.. : seperti contoh brikut ini :- teks hitam dgn background warnakalo jenis ini.. harus di overprint.. karena jika terjadi miss register,, maka akan timbul warna putih dsekeliling teks. warna itu muncul krn pada area background yg dtmpt-i teks tidak tertutup oleh tinta (jd pergeseran ada pd plat cetak.. ini ksalahan pas cetakan)- teks warna dgn background warna..teks warna dgn background warna tidak boleh di overprint.. krn warna teks akan bergabung dgn warna background..- teks putih..teks putih juga tidak boleh di overprint.. ouw y.. contoh gampang nya gini d...u pd pnh liat koran ato tabloid dmn teks nya warna nya tu kabur ga?nah itu gara2 teks nya tersebut dbaca n dcetak 4 warna oleh si mesin cetak.. souw.. dmn misalkan warna yg td nya diinginkan hanya hitam pekat.. (hanya black 100%) ternyata dbaca 4 warna oleh si mesin cetak ( C M Y K ) gitu..ada lagi,.. temen nya overprint itu namanya* trappingadalah metode utk menghindari masalah register d percetakan dgn menambahkan shape pada pinggir object sebesar 0.15 - 0.30 mm. dmn pd saat cetak kan bs aj terjadi pengembangan kertas shingga menimbulkan miss register, sehingga menimbulkan 'efek putih' yg tidak diinginkan.menu ini pada freehand ada di : window>toolbar>Xtra operations>trapouw y.. efek ini sangat dperlukan bila menggunakan warna spot atau khusus.. dan juga dalam industri packaging trutama gravure.gampang nya gini.. u pnh liat dmajalah ato koran/ tabloid suatu gambar yg pinggiran nya ada muncul warna putih kan? nan itu yg dnamakan miss register tanpa trapping..skian dr saya..melaporkan dr tmpt kejadian.. : okz d. smoga bmanfaat utk rekan2 skalian..

Alur Kerja CtPCtP Computer to Plate merupakan teknologi yg hadir menggantikan Computer to Film.Kalo dulu, customer harus membuat film separasi dahulu di reprohouse, skrg dapat langsung ke percetakan yg menggunakan Computer to Plate.Beberapa kelebihan CtP antara lain :1. Waktu persiapan yg lebi cepatKemampuan CtP menghasilkan yg register, fasilitas pembuatan digital / imposisi dalam alur kerja CtP menyebabkan mesin cetak lebih cepat mendapatkan warna dan register saat mencetak karena make ready time nya lebih pendek. Waste kertas yg terbuang pun jadi lebih sedikit. Cetakan juga bersih karena terhindar dari kotoran2 bila kurang hati2 saat montase manualBila waktu persiapan menjadi lebih pendek, maka volume pekerjaan dapat meningkat dan tentu saja hal tsb merupakan income bagi perusahaan. Bagi desainer sendiri, teknologi CtP sangat membantu menghemat waktu dan biaya karena tidak menggunakan film separasi.2. Kualitas dot lebih baik,hal ini dikarenakan berupa 'First Dot Generation[/i] sehingga detail pada daerah Highlight dan Shadow dapat lebih baik.3. Lebih mudah menerapkan aplikasi FM Screening,yg merupakan teknologi raster yg sangat berguna utk meningkatkan kualitas cetak / gambar.4. Last minute correction,dapat lebih cepat dilakukan karena CtP dan percetakan berada dalam satu area.Beberapa komponen pendukung dlm alur kerja CtP yg perlu diketahui, antara lain :* pembuatan PDF,* imposisi digital* digital color proofing

Stochastic Screening (FM Screening)Istilah lain yg sering digunakan adalah FM screening, yaitu sebuah metode dimana reproduksi gambar dilakukan dengan besar titik yg sama namun jaraknya berbeda. Nada dan warna dikontrol melalui jumlah titik pada nada / warna itu sendiri, bagian gelap diwakili dgn titik yg paling bnyk, bagian terang diwakili dgn titik yg sedikit.Kelebihan dari metode ini dibanding dengan Halftone Screening adalah :1. gambar terlihat lebih mendekati foto / continuous tone.2. tidak menimbulkan moire, khususnya gambar2 yg memiliki moire pattern.3. tidak ada efek rossate (motif kembang akibat perbedaan sudut tiap dot), misalkan gambar AC, jok kursi, kain, dll.Pada penerapan Computer to Plate CtP, metode ini menjadi option yg sangat dianjurkan krn dpt memberikan alternatif dlm meningkatkan kualitas hasil cetak.Penamaan FM screening pada setiap vendor berbeda-beda, antara lain :a. Esko=Graphics mengenalkan Monet Stochastic Screening dan HighLine Screeningb. Agfa meluncurkan [i]Crystal Raster Stochastic Screening dan Sublima Screeningc. Screen meluncurkan Spekta Screeningd. Creo meluncurkan Staccato Stochastic Screeninge. Heidelberg meluncurkan Diamond Screening dan Satin ScreeningImposisiImposisi disebut juga dgn istilah Montase. Imposisi merupakan salah satu tahap pada bagian pracetak yg melakukan penggabungan beberapa film separasi dgn mengikuti nomer halaman dan ketentuan tertentu, agar susunan halaman pada pelat cetak dpt digunakan secara optimal.Ada 2 cara imposisi, yaitu manual dan elektronik :1. imposisi manualLembaran film yg di output dari imagesetter disusun secara manual dgn ukuran pelat dan mesin cetak yg digunakan.Kelemahan sistem ini adalah waktu pengerjaan yg lama dan sering terjadi missregister (human error), diakibatkan kurang teliti nya sumber daya manusia dan perubahan dot karena harus dikontak lagi ke plat cetak.

Manajemen Desain Grafis
Posted by Inco on Jun 5, '06 2:34 PM for everyoneSeringkali saya mendapatkan pertanyaan dari beberapa teman-teman yang kebetulan mendapat sebuah project (side job)"Berapa sih harga sebuah brosur?" atau bahkan "Kok harga desain katalog sama denga desain poster?"Sebuah wacana yang tak pernah kunjung selesai: "Bagaimana menetapkan harga sebuah desain?"Setahu saya, lulusan DKV saat ini mempunyai skill yang cukup baik, beberapa bahkan di atas rata2 (kalau tidak mau dibilang DASYAT!). Tapi ketika dapet sebuah project (yang sebenernya kecil) langsung gelagepan dan bingung setengah mati. Tanya sana, tanya sini, tanya teman dan tanya sama para seniornya.Trus kalo dibilang misalkan sebuah angka mereka bilang: "Kok segitu sih? Kecil banget... Desain kan mahal!"Intinya adalah manajemen! Pak Bastian, pernah dulu bilang ke saya: "Desain yang bagus itu yang sudah dibayar!"Masalah klasik, tapi perlu pemahaman yang lebih modern saat ini.Setiap desainer, selain memiliki hak untuk dibayar, juga memiliki kewajiban untuk membuat manajemen dalam desain grafis. Apa itu? Bukan Cuma kasih harga sekian, bikin, jadi trus dibayar!Desainer yang baik dan mampu bersaing, harusnya mampu melakukan lebih dari sekedar itu semua.Dalam sebuah project, baik itu besar maupun kecil haruslah memakai prosedur standar. Hal ini perlu dilakukan agar kita sebagai desainer mampu melakukan tugas secara profesional dan tidak disepelekan (baca: dimainin!) oleh klien.Banyak juga terdengar cerita dari teman-teman yang mengeluh klien-nya rese, revisi terus menerus, harga yang tak pantas, dan waktu kerja yang molor terus. Ini adalah isyu yang menarik, karena banyak dari para rekan2 desainer yang dengan terpaksa menerima prpject dan klien yang tidak jelas dengan ucapan: "Gak papa deh, dari pada gak ada kerjaan."Intinya adalah segala sesuatunya dimulai dari pro-aktif desainer, bukan dari klien. Kenapa? Karena klien datang kepada desainer dengan sebuah masalah. Dan sudah selayaknya kita desainer tidak lagi merepotkan mereka dengan ini-itu dan mampu menciptakan sebuah solusi yang tepat untuk permasalahan mereka.Kemarin sore, seorang Dosen men-share beberapa tips dalam manajemen desain grafis.Bahwa elemen-elemen dalam manajemen tersebut adalah:1. PlanningDalam tahapan ini perlu adanya perencanaan yang matang pada awal sebelum project dimulai. Perencanaan meliputi:- Time Planning, seperti membuat timeline project yang harus disetujui oleh klien. Timeline dibuat secara detail mulai dari proses konsep, desain, FA, sampai produksi, tergantung dari permintaan klien. Yang pasti disini terlihat profesionalisme kita para desainer dalam menghargai waktu dan deadline.- Work Planning, seperti membuat workflow yang jelas. Tahapan demi tahapan disebutkan secara detail sehinggal klien tidak bisa seenak-enaknya mundur lagi ketahapan awal kalo dia sudah approval tahapan selanjutnya. Bisanya dibuat yang namanya Appoval Form untuk ditandatangani klien per tahapan project.- Financial Planning/Budgeting. Sering disebut quotation yaitu penawaran harga. Mesti dihitung secara detail penggabungan antara design fee dengan ongkos/biaya lain seperti kertas, print, pembuatan mock-up, fotografi, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan desain yang dibuat. Hal ini dimaksudkan agar jangan terjadi kerugian secara finansial bagi desainer itu sendiri. Karena material dan biaya.ongkos seperti diatas itu TIDAK TERMASUK ke dalam design fee.2. OrginizingMengatur semua elemen-elemen dalam proyek tersebut. Siapa-siapa saja yang bertanggungjawab dalam project tersebut.3. StuffingMemaksimalkan segala fungsi-fungsi team yang ada. Misalkan kita sebagai seorang desainer bisa meminta tolong pembantu untuk memfoto copy, kurir untuk mengantarkan barang, atau paste up artist untuk membuat mock-up. Kalau pun pada akhirnya seorang desainer itu mengerjakan semua, maka harus dihitung tenaga dan waktu yang dikeluarkan.4. DirectingSeorang desainer harus mampu mengarahkan, mengatur, dan memotivasi diri sendiri dalam sebuah project guna tercapaikan tujuan project tersebut yang yang pada akhirnya akan menjadi sebuah solusi bagi masalah klien.5. ControllingIni yang sering dilupakan. Buatlah sebuah form checklist dalam setiap project untuk menghindari kesalahan-kesalahan kecil. Form berguna untuk memeriksa kembali apakah desain yang kita buat sudah sesuai denga brief dan mandatory klien. Sering kali karena kesalahan kecil, seorang desainer harus menderita kerugian yang begitu besar. Misalkan saya salah ketik huruf, lupa konversi warna ke CMYK dan sebagainya.Semoga tips di atas bisa berguna bagi kita semua. Saya mendapat pelajaran yang berharga dari tips-tips di atas, bahwa ternyata skill bagus aja gak cukup kalo kerja tidak sistematis dan gak bisa kejual secara layak!Besar keinginan saya bahwa ini tulisan ini hanyalah sebagai pembuka jalan. Masih banyak yang bisa kita diskusikan, dibantah, atau dipertajam guna kemajuan kita bersama.

No comments: