Tuesday, December 25, 2007

5S dan Sikap Kerja

5 S merupakan singkatan dari lima kata berbahasa Jepang yang memiliki huruf pertama S : Seiri (Pemilahan), Seiton (Penataan), Seiso (Pembersihan), Seiketsu (Pemantapan), dan Shitsuke (Pembiasaan). Lalu apa pengaruhnya bagi kerja? 5 S mampu merubah dan meningkatkan sikap kerja karyawan. Untuk menjelaskan dan meyakinkan bahwa 5 S mampu merubah, bahkan meningkatkan sikap kerja karyawan sebaiknya mencontoh bagaimana seorang ibu menanamkan perilaku anak di tempat tidur. Menjelang tidur, ibu selalu mengulang perintah yang sama : "Cuci kaki, sikat gigi, ganti baju.......Tidur! Ditempat tidur akan dijumpai sprei yang sudah tertata rapi, bantal, guling dan kasur yang sudah selesai dijemur agar anak tersebut dapat tidur dengan nyenyak.
Bangun tidur, orang tua memisahkan sprei yang kena ompol untuk dicuci, kasur dijemur, anak yang bersangkutan dimandikan. Kalau anak tersebut sudah cukup besar, kegiatan ini biasanya dikerjakan sendiri oleh yang bersangkutan. Kita sering mendengar lagu : bangun tidur kuterus mandi, tidak lupa menggosok gigi, habis mandi kutolong ibu, membersihkan tempat tidurku, bantal guling, bau pesing. Kalau kata "tidur" dirubah menjadi KERJA UTAMA, maka : sebelum kerja utama dilaksanakan, peralatan kerja harus sudah disiapkan terlebih dahulu.

Selesai melakukan kerja utama, dilakukan PEMILAHAN bagi peralatan yang tidak bisa digunakan lagi, yang perlu dibersihkan, atau yang bisa langsung digunakan lagi untuk proses berikutnya. Semua itu dengan tujuan supaya langkah PENATAAN atau persiapan kerja dapat dilakukan dengan mudah dan tidak memakan waktu terlalu lama. Keuntungan lain jika barang tersebut dipilah setelah kerja utama selesai adalah peralatan kerja selalu berada dalam kontrol karyawan dari waktu kewaktu.Kalau diperhatikan kegiatan tidur dengan lebih mendalam : baik sebelum tidur, pada saat tidur, maupun bangun tidur badan selalu diusahakan dalam keadaan bersih. Ini artinya kegiatan PEMBERSIHAN (Seiso) harus selalu dilakukan secara konsisten pada semua tahap, baik itu tahap pemilahan, kerja utama, ataupun penataan. Dengan perkataan lain, baik pada saat persiapan kerja, kerja utama, maupun sesudah bekerja kondisi peralatan diusahakan tetap bersih.

Kegiatan PEMBERSIHAN kalau dilakukan dengan benar, seharusnya membawa dampak lain : inspeksi peralatan. Pada saat membersihkan peralatan kerja, secara sadar atau tidak, karyawan yang bersangkutan akan menyadari adanya kelainan pada peralatan sejak dini. Akibatnya kerusakan bisa ditangani lebih awal. Sehingga, biaya pemeliharaan yang timbul lebih kecil. Dampak lanjutan dari kegiatan ini adalah karyawan akan memiliki kemampuan mencegah timbulnya kerusakan. Bukankah mencegah lebih mudah dari pada mengobati. Tindakan kaum ibu yang konsisten dari hari kehari menciptakan standard kegiatan tidur bagi anak, yang kita sebut dengan PEMANTAPAN (Seiketsu).

Pemantapan sikap kerja memang selalu didukung oleh standardisasi Tanpa standard kerja, akan menjadi tidak jelas apakah pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Atau telah terjadi penyimpangan dari ketentuan yang telah digariskan. Standarisasi juga memudahkan bagi kita untuk mengendalikan pekerjaan. Dalam hal terjadi penurunan unjuk kerja, mudah bagi manajemen untuk menentukan : apakah karyawanyang membuat kesalahan karena tidak mengikuti prosedur yang sudah ditentukan ? Atau cara kerja yang menjadi standar kerja perusahaan yang tidak benar ?
Untuk dapat memahami kerja utama (tidur) sebaik-baiknya, kaum ibu dengan tekun melatih putra putrinya memberesken tempat tidur.
Kegiatan PEMBIASAAN (Shiitsuke) tercapai melalui pelatihan yang teratur dan konsisten.Tanpa pelatihan seperti itu, maka standar kerja yang sudah ditetapkan akan sulit tercapai. Andaipun tercapai, kalau bukan karena kebetulan, mungkin harus di dapat dengan susah payah. Hasil yang sama diragukan akan dapat terulang kembali dimasa yang akan datang.

MANFAAT 5 S
Karena peralatan kerja selalu tertata rapi dan dalam kondisi siap pakai setiap saat, maka kerja utama menjadi tidak terganggu. Sehingga waktu yang biasanya dihabiskan untuk menyetel peralatan berkurang, kecepatan kerja meningkat, dampaknya kepada kerja yang makin efisien pula. Sejalan dengan itu produktivitas karyawan akan meningkat.
Produk cacat dan timbulnya pekerjaan ulang sebagai akibat peralatan dalam kondisi tidak memadai lagi (rusak) akan berkurang karena adanya kegiatan PEMBERSIHAN. Ini berarti 5S membantu meningkatkan mutu hasil kerja.
Sebagai konsekwensi logis dari kegiatan PENATAAN atas barang, peralatan kerja, dan ruangan secara harmonis dan bersih setiap saat, maka kecelakaan kerja yang menimpa karyawan juga akan berkurang. Manfaat jangka panjang, adalah terciptanya suasana kerja yang `sejuk`. Lingkungan kerja yang bersih, mutu meningkat dan kerja yang produktif akan membawa karyawan secara tidak sadar merasa ruang kerja sebagai ruang keluarga.
Ini kalau terbina dengan baik akan berlanjut menjadi ruang pamer. Karyawan merasa bangga dengan tempatnya bekerja dan tidak sungkan-sungkan mengundang pelanggan menyaksikan bagaimana barang atau jasa yang akan dibelinya itu dibuat. Karyawan merasa memiliki dan bangga akan tempat kerjanya. Hal itu membuat mereka terdorong untuk mencari cara-cara yang lebih baik dalam bekerja bagi tempat kebanggaannya.
Bagi pihak manajemen, kondisi ini menumbuhkan keyakinan bahwa perusahaan yang dipimpinnya sedang menuju kearah yang benar (on the right track) dan harapan untuk meraih sukses dimasa yang akan datang tampak didepan mata.

PENUTUP
Peningkatan sikap kerja karyawan dapat dicapai dengan menerapkan 5S di perusahaan. Penerapan 5S tidak akan berhasil, pertama, jika tidak didukung oleh komitment pimpinan perusahaan secara terus menerus dan konsisten. Terus menerus berarti tanpa mengenal batas waktu, seperti perjalanan yang tanpa tahu kapan berhentinya. Konsisten, dalam arti tidak hanya mau berkorban biaya, tetapi juga waktu untuk memberikan perhatian secara tulus atas prakarsa bawahan dalam menerapkan 5S. Kedua, diperlukan peranserta bawahan dalam melaksanakan program 5S secara sadar dan sukarela. Sadar bahwa perubahan lingkungan kerja menjadi lebih nyaman merupakan bagian tanggung jawabnya. Sukarela, artinya tanpa dipaksa, diawasi, dan memiliki inisiatif yang cukup tinggi.

wassalam.....

No comments: